Terpaku Tetapi Tidak Dipaku
“Ren, kok lo ngeliat gue begitu?” tanya Siska, mengaburkan
lamunan gue. Entah kenapa gue terpaku melihat wajahnya dia. Wajah dia yang lagi
sibuk baca buku hitam yang tebal. Buku yang gue sendiri pengin jadiin bungkus
gorengan karena banyaknya lembar halamannya.
Setelah itu gue kembali menatap layar laptop gue. Ketika itu
gue emang lagi men-copy DVD Thailand gue ke laptop gue. Itu di-copy karena dvd-rom
di laptop Siska ternyata gak bisa memutarnya dengan baik. Semua DVD Thailand
yang gue beli itu udah dari gue SMA. Karena gue emang suka.
Semua film yang di-copy dari laptop gue, di-paste-kan pada
folder Film dari Rendy pada laptopnya. Sengaja gue kasih nama yang gampang
diingat untuk folder itu. Salah satu fakta yang gue tau dari Siska: pelupa.
Isi dari laptopnya berantakan. File ini ada di sana, file
itu ada di sini, di sana ada file itu, di sini ada file itu juga, file itu juga
ada di sini, di sana, di mana-mana, di mana-mana ada file ini itu. Pokoknya
berantakan banget deh.
Terpaku Tetapi Tidak Dipaku
Reviewed by Rendy Aprizal
on
Oktober 27, 2015
Rating: 5